Jumat, 19 Oktober 2012

Bursa Global Tertekan Saham Teknologi, Asia Ikut Merosot

Pialang di bursa Wall Street    (REUTERS/Brenda McDermid) 
Pasar saham AS turun, terpicu pada penurunan sejumlah saham teknologi.
VIVAnews - Perolehan keuntungan sejumlah saham di bursa Asia mulai mereda pada awal transaksi Jumat, 19 Oktober 2012, setelah reli selama tiga hari terakhir. Sementara itu, nilai tukar euro masih ditopang oleh meredanya ketegangan terkait krisis utang zona euro.


Kondisi serupa juga terjadi di pasar saham global yang merosot pada transaksi Kamis. Pasar saham AS turun, terpicu pada penurunan sejumlah saham teknologi, setelah terpukul dari hasil laba yang mengejutkan dari perusahaan mesin pencari di internet terbesar dunia, Google.

Indeks Dow Jones industrial average merosot 8,06 poin atau 0,06 persen ke level 13.548,94. Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 3,57 poin atau 0,24 persen menjadi 1.457,34. Indeks Nasdaq Composite juga turun 31,26 poin atau 1,01 persen ke posisi 3.072,87.

Namun, indeks saham di Eropa ditutup pada level tertinggi sejak awal Juli 2011, karena investor bertaruh Spanyol akan segera meminta dana talangan (bailout).

Seperti dikutip Reuters, kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi global mereda. China melaporkan sejumlah data yang menunjukkan kestabilan ekonominya. Negeri Tirai Bambu itu merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Sementara itu, data di Amerika Serikat, sebagai negara dengan ekonomi terbesar dunia, menunjukkan pasar tenaga kerja perlahan mulai menggeliat dengan aktivitas pabrik di wilayah Atlantik AS selama Oktober meningkat.

Di pasar Asia, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3 persen, setelah naik tinggi 1 persen dalam tujuh bulan terakhir. Ini merupakan keuntungan harian terbesar dalam tiga pekan yang tercatat pada Kamis.

Saham-saham di Australia juga turun 0,4 persen, sedangkan di Korea Selatan dibuka melemah 0,2 persen. Di bursa Jepang, indeks Nikkei pun melemah 0,4 persen pada awal transaksi hari ini, setelah melonjak 2 persen ke level tertinggi selama tiga pekan pada transaksi Kamis.

"Pergerakan indeks Kospi kemungkinan akan mereda setelah naik akhir-akhir ini," kata Bae Sung-yung, analis di Hyundai Securities.

Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa saat ini juga tengah mencari kompromi tentang bagaimana membentuk pengawas bank tunggal untuk zona euro. Upaya ini dilakukan setelah Jerman dan Prancis berbeda pendapat mengenai prioritas untuk mengatasi krisis utang kawasan itu.

Euro diperdagangkan di level US$1,3070, atau menempel ke level tertinggi dalam satu bulan terakhir di posisi US$1,3140 yang tercatat pada Rabu. (umi)

© VIVA.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...