Beberapa perusahaan besar melaporkan perolehan laba yang lebih bagus.
VIVAnews - Saham-saham di bursa Asia menguat pada awal transaksi Rabu, 17 Oktober 2012. Laporan pendapatan yang kuat dari sejumlah perusahaan di Amerika Serikat mencerahkan harapan investor.
Sejumlah saham di AS naik pada akhir transaksi Selasa, karena beberapa perusahaan besar melaporkan perolehan laba yang lebih bagus dari perkiraan analis. Johnson & Johnson dan UnitedHealth Group bahkan merevisi naik proyeksi keuntungan mereka hingga akhir tahun ini. Sementara itu, Goldman Sachs menaikkan pembagian dividen.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,5 persen. Saham-saham di bursa Australia juga terangkat 0,9 persen ke level tertinggi sejak Juli 2011, dengan sektor pertambangan mencatat peningkatan kinerja. Saham di Korea Selatan juga menguat 0,7 persen, dengan indeks Nikkei di bursa Jepang dibuka naik 0,9 persen.
"Indeks Kospi akan mencoba meraih keuntungan di hari kedua sebagai respon atas kondisi makro yang membaik. Namun, kenaikan akan dibatasi oleh kekhawatiran tentang pendapatan kuartal ketiga," kata Won Sang-pil, analis Tongyang Securities, seperti dikutip Reuters.
Di bursa AS, saham-saham bergerak atraktif pada Selasa, sehingga memberikan dorongan penguatan pada indeks S&P 500. Harga saham perusahaan diversifikasi kesehatan AS, Johnson & Johnson, yang meningkatkan prospek laba selama setahun, naik 1,4 persen menjadi US$69,55.
Sentimen positif ini mendongkrak indeks Dow Jones mencatatkan penguatan terbaik sejak 13 September 2012, ketika Federal Reserve meluncurkan kebijakan stimulus atau pelonggaran kuantitatif putaran ketiga.
Laba Goldman Sachs juga mematahkan ekspektasi analis, dengan pendapatan tumbuh lebih dari dua kali lipat. Perusahaan keuangan dunia ini juga menaikkan dividen kuartalan.
Sementara itu, di tengah pengunduran diri mengejutkan Chief Executive Officer, Vikram Pandit, harga saham Citigroup justru melonjak 1,6 persen menjadi US$37,25. Perolehan keuntungan ini mendorong indeks S&P di sektor keuangan naik 0,7 persen.
"Sektor finansial telah terbukti cukup baik, dan telah memberikan dorongan kuat di pasar pada pekan kedua bulan ini, dibandingkan penurunan pekan lalu," kata Mohannad AAMA, managing director Beam Capital Management LLC di New York.
Namun, menurut data Thomson Reuters, secara keseluruhan, pendapatan kuartal perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 masih diperkirakan turun 2,3 persen dibanding tahun lalu.
Pada akhir transaksi Selasa waktu New York atau Rabu dini hari WIB, indeks The Dow Jones industrial average naik 127,55 poin atau 0,95 persen menjadi 13.551,78. 500. Indeks Standard & Poor's 500 terangkat 14,79 poin atau 1,03 persen ke level 1.454,92.
Sementara itu, indeks Nasdaq Composite tumbuh 36,99 poin atau 1,21 persen ke posisi 3.101,17.
© VIVA.co.id
Sejumlah saham di AS naik pada akhir transaksi Selasa, karena beberapa perusahaan besar melaporkan perolehan laba yang lebih bagus dari perkiraan analis. Johnson & Johnson dan UnitedHealth Group bahkan merevisi naik proyeksi keuntungan mereka hingga akhir tahun ini. Sementara itu, Goldman Sachs menaikkan pembagian dividen.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,5 persen. Saham-saham di bursa Australia juga terangkat 0,9 persen ke level tertinggi sejak Juli 2011, dengan sektor pertambangan mencatat peningkatan kinerja. Saham di Korea Selatan juga menguat 0,7 persen, dengan indeks Nikkei di bursa Jepang dibuka naik 0,9 persen.
"Indeks Kospi akan mencoba meraih keuntungan di hari kedua sebagai respon atas kondisi makro yang membaik. Namun, kenaikan akan dibatasi oleh kekhawatiran tentang pendapatan kuartal ketiga," kata Won Sang-pil, analis Tongyang Securities, seperti dikutip Reuters.
Di bursa AS, saham-saham bergerak atraktif pada Selasa, sehingga memberikan dorongan penguatan pada indeks S&P 500. Harga saham perusahaan diversifikasi kesehatan AS, Johnson & Johnson, yang meningkatkan prospek laba selama setahun, naik 1,4 persen menjadi US$69,55.
Sentimen positif ini mendongkrak indeks Dow Jones mencatatkan penguatan terbaik sejak 13 September 2012, ketika Federal Reserve meluncurkan kebijakan stimulus atau pelonggaran kuantitatif putaran ketiga.
Laba Goldman Sachs juga mematahkan ekspektasi analis, dengan pendapatan tumbuh lebih dari dua kali lipat. Perusahaan keuangan dunia ini juga menaikkan dividen kuartalan.
Sementara itu, di tengah pengunduran diri mengejutkan Chief Executive Officer, Vikram Pandit, harga saham Citigroup justru melonjak 1,6 persen menjadi US$37,25. Perolehan keuntungan ini mendorong indeks S&P di sektor keuangan naik 0,7 persen.
"Sektor finansial telah terbukti cukup baik, dan telah memberikan dorongan kuat di pasar pada pekan kedua bulan ini, dibandingkan penurunan pekan lalu," kata Mohannad AAMA, managing director Beam Capital Management LLC di New York.
Namun, menurut data Thomson Reuters, secara keseluruhan, pendapatan kuartal perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 masih diperkirakan turun 2,3 persen dibanding tahun lalu.
Pada akhir transaksi Selasa waktu New York atau Rabu dini hari WIB, indeks The Dow Jones industrial average naik 127,55 poin atau 0,95 persen menjadi 13.551,78. 500. Indeks Standard & Poor's 500 terangkat 14,79 poin atau 1,03 persen ke level 1.454,92.
Sementara itu, indeks Nasdaq Composite tumbuh 36,99 poin atau 1,21 persen ke posisi 3.101,17.
© VIVA.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar