Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) mencatat, penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi mencapai angka US$ 27,1 miliar atau Rp 243,9 triliun pada Januari-September 2012.
"Realisasi penerimaan negara sampai dengan September 2012 sebesar US$ 27,1 miliar atau 81% dari target APBN-P sebesar US$ 33,5 miliar," ujar Kepala BP Migas R. Priyono dalam rapat dengan komisi VII DPR yang dilakukan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (17/10/2012).
Priyono mengharapkan, realisasi penerimaan negara akan melebihi target yang ditetapkan dalam APBN-P 2012.
"Diharapkan sampai dengan akhir tahun 2012, sektor hulu migas mampu memenuhi target penerimaan dari pemerintah dan berhasil membukukan penerimaan negara sekitar US$ 34,5 miliar, atau 103 persen dari target APBN-P," tegasnya.
Priyono menambahkan, pencapaian ini tidak terlepas dari beberapa usaha yang dilakukan BP Migas, antara lain melalui usaha untuk memaksimalkan harga LNG di pasar spot dan peningkatan harga gas di dalam negeri yang masih terlalu rendah.
BP Migas mencatat, rata-rata harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sampai dengan September 2012 mencapai US$ 114.37 per barel.
Diperkirakan tahun ini, rata-rata ICP akan berada pada angka US$ 110/barel. Sedangkan untuk gas, harga rata-rata gas sampai dengan September 2012 adalah US$ 10.56/MMBTU dan sampai dengan akhir tahun ini harga rata-rata gas diperkirakan sebesar US$ 10.19/MMBTU.
"Faktor harga minyak dan gas masih memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian penerimaan negara" tutup Priyono.
(nia/dnl)
"Realisasi penerimaan negara sampai dengan September 2012 sebesar US$ 27,1 miliar atau 81% dari target APBN-P sebesar US$ 33,5 miliar," ujar Kepala BP Migas R. Priyono dalam rapat dengan komisi VII DPR yang dilakukan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (17/10/2012).
Priyono mengharapkan, realisasi penerimaan negara akan melebihi target yang ditetapkan dalam APBN-P 2012.
"Diharapkan sampai dengan akhir tahun 2012, sektor hulu migas mampu memenuhi target penerimaan dari pemerintah dan berhasil membukukan penerimaan negara sekitar US$ 34,5 miliar, atau 103 persen dari target APBN-P," tegasnya.
Priyono menambahkan, pencapaian ini tidak terlepas dari beberapa usaha yang dilakukan BP Migas, antara lain melalui usaha untuk memaksimalkan harga LNG di pasar spot dan peningkatan harga gas di dalam negeri yang masih terlalu rendah.
BP Migas mencatat, rata-rata harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sampai dengan September 2012 mencapai US$ 114.37 per barel.
Diperkirakan tahun ini, rata-rata ICP akan berada pada angka US$ 110/barel. Sedangkan untuk gas, harga rata-rata gas sampai dengan September 2012 adalah US$ 10.56/MMBTU dan sampai dengan akhir tahun ini harga rata-rata gas diperkirakan sebesar US$ 10.19/MMBTU.
"Faktor harga minyak dan gas masih memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian penerimaan negara" tutup Priyono.
(nia/dnl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar