Rista Rama Dhany - detikfinance
Jakarta - Pemerintah bersikeras akan mencabut subsidi listrik bagi beberapa golongan terutama pusat perbelanjaan (mal), pasalnya tiap tahun mal sudah untung besar jadi tidak perlu lagi disubsidi.
Seperti dikatakan Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, pemerintah tetap akan mencabut subsidi listrik untuk mal, bahkan dikenakan kenaikan maksimum 15% pada 2013.
"Mal kita cabut subsidi listriknya, dan akan dinaikan maksimum 15% sesuai ketentuan dalam Rancangan APBN 2013 yang saat ini disusun oleh Pemerintah dengan DPR," kata Jarman ketika ditemui di The 19th Convention of the Electric Power Supply Industry (Cepsi), Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (16/10/2012).
Dikatakan Jarman, walaupun sampai saat ini ada penolakan keras dari kalangan industri terkait kenaikan tarif listrik tersebut, pemerintah justru balik bertanya apa alasan penolakan tersebut.
"Kenapa keberatan pertanyaan-nya? Kan malu juga sudah untung tetapi sebagian besar untung dari subsidi listrik. Seperti Mal tiap tahun kan untung besar dan sebagian untungnya masa dari subsidi malu kan," tuturnya.
Ditambahkan Jarman, saat ini pemerintah tinggal menyelesaikan beberapa perhitungan kenaikan masing-masing golongan tarif listrik.
"Akhir Oktober sudah keluar berapa masing-masing kenaikan golongan listrik. Kita juga saat ini perlu waktu, karena beberapa pihak harus diselesaikan dulu, karena rumah tangga, sosial dan industri dengandaya 450-900 volt ampere itu tidak dinaikan tarif listriknya," tandas Jarman.
(rrd/ang)
Jakarta - Pemerintah bersikeras akan mencabut subsidi listrik bagi beberapa golongan terutama pusat perbelanjaan (mal), pasalnya tiap tahun mal sudah untung besar jadi tidak perlu lagi disubsidi.
Seperti dikatakan Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, pemerintah tetap akan mencabut subsidi listrik untuk mal, bahkan dikenakan kenaikan maksimum 15% pada 2013.
"Mal kita cabut subsidi listriknya, dan akan dinaikan maksimum 15% sesuai ketentuan dalam Rancangan APBN 2013 yang saat ini disusun oleh Pemerintah dengan DPR," kata Jarman ketika ditemui di The 19th Convention of the Electric Power Supply Industry (Cepsi), Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (16/10/2012).
Dikatakan Jarman, walaupun sampai saat ini ada penolakan keras dari kalangan industri terkait kenaikan tarif listrik tersebut, pemerintah justru balik bertanya apa alasan penolakan tersebut.
"Kenapa keberatan pertanyaan-nya? Kan malu juga sudah untung tetapi sebagian besar untung dari subsidi listrik. Seperti Mal tiap tahun kan untung besar dan sebagian untungnya masa dari subsidi malu kan," tuturnya.
Ditambahkan Jarman, saat ini pemerintah tinggal menyelesaikan beberapa perhitungan kenaikan masing-masing golongan tarif listrik.
"Akhir Oktober sudah keluar berapa masing-masing kenaikan golongan listrik. Kita juga saat ini perlu waktu, karena beberapa pihak harus diselesaikan dulu, karena rumah tangga, sosial dan industri dengandaya 450-900 volt ampere itu tidak dinaikan tarif listriknya," tandas Jarman.
(rrd/ang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar