Ibu hamil dengan asupan senyawa kimia acrylamide yang tinggi berpotensi
melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan lingkar kepala yang lebih
kecil./SHUTTERSTOCK
KOMPAS.com - Ketika sedang hamil, para perempuan biasanya
berusaha mengatur pola makannya lebih sehat. Ketika kelaparan dan ingin ngemil pun, sebaiknya pilih cemilan yang lebih sehat. Cemilan sejenis keripik pedas dan biskuit sebaiknya dihindari, karena menurut para peneliti dari Centre for Research in Environmental Epidemiolgoy (CREAL) di Barcelona, Spanyol, efek buruk cemilan seperti ini sama besarnya dengan jika ibu hamil merokok.
Ibu hamil dengan asupan senyawa kimia acrylamide yang tinggi (biasa ditemukan dalam makanan yang bertepung atau kopi) berpotensi menyimpan racun, sehingga cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan lingkar kepala yang lebih kecil (rata-rata 0,33 cm lebih kecil). Ukuran kepala bayi yang baru lahir ada kaitannya dengan perkembangan saraf bayi. Bayi dengan lingkar kepala yang lebih kecil akan berisiko mengalami penundaan perkembangan tubuhnya.
Bayi-bayi yang lahir dari para ibu yang memiliki asupan acrylamide yang tinggi cenderung memiliki berat badan 132 gram lebih ringan daripada bayi dari ibu yang asupan acrylamide-nya rendah. "Pengaruh acrylamide itu sebanding dengan pengaruh buruk rokok pada berat badan lahir bayi," papar Profesor John Wright dari Bradford Institure for Health Research yang menjadi partner dalam penelitian ini.
Berat badan lahir yang rendah selama ini juga kerap dihubungkan dengan sejumlah pengaruh kesehatan yang buruk pada awal masa kanak-kanak, seperti tubuh yang lebih pendek, meningkatnya insiden penyakit jantung, diabets, dan osteoporosis.
Penemuan ini didapatkan setelah peneliti menguji pola diet lebih dari 1.000 perempuan hamil di Denmark, Inggris, Yunani, Norwegia, dan Spanyol, antara 2006 dan 2010. Studi yang digelar di 20 pusat penelitian di penjuru Eropa tersebut juga menganalisa 14.000 anak yang lahir di kota Yorkshire, melalui program yang disebut "Born in Bradford".
"Bayi-bayi tersebut memiliki tingkat acrylamide tertinggi, hampir dua kali lipat level bayi di Denmark," ujar peneliti CREAL, Dr Marie Pedersen. "Ketika kami menginvestigasinya pola diet mereka, terlihat bahwa sumber acrylamide terbesar yang mereka asup berasal dari keripik."
Acrylamide adalah senyawa kimia yang bisa terbentuk dalam makanan bertepung melalui proses memasak dengan suhu tinggi (seperti dipanggang atau digoreng). Banyak makanan rumahan dan makanan olahan yang mengandung senyawa ini, antara lain keripik pedas, keripik kentang, biskuit manis, dan sereal yang diolah seperti biskuit gandum.
Senyawa ini bisa menyebabkan kanker pada binatang, dan belum ada bukti memberi pengaruh pada manusia. Meski begitu, efeknya yang merugikan pada kesehatan bayi baru lahir menyebabkan tim peneliti menyarankan ibu hamil untuk tidak terlalu sering ngemil keripik dan makanan lain yang tinggi acrylamide. Produsen makanan pun didorong untuk mengurangi kadar acrylamide pada produk-produk mereka.
Sumber: Mother and Baby
Editor :Dini
berusaha mengatur pola makannya lebih sehat. Ketika kelaparan dan ingin ngemil pun, sebaiknya pilih cemilan yang lebih sehat. Cemilan sejenis keripik pedas dan biskuit sebaiknya dihindari, karena menurut para peneliti dari Centre for Research in Environmental Epidemiolgoy (CREAL) di Barcelona, Spanyol, efek buruk cemilan seperti ini sama besarnya dengan jika ibu hamil merokok.
Ibu hamil dengan asupan senyawa kimia acrylamide yang tinggi (biasa ditemukan dalam makanan yang bertepung atau kopi) berpotensi menyimpan racun, sehingga cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan lingkar kepala yang lebih kecil (rata-rata 0,33 cm lebih kecil). Ukuran kepala bayi yang baru lahir ada kaitannya dengan perkembangan saraf bayi. Bayi dengan lingkar kepala yang lebih kecil akan berisiko mengalami penundaan perkembangan tubuhnya.
Bayi-bayi yang lahir dari para ibu yang memiliki asupan acrylamide yang tinggi cenderung memiliki berat badan 132 gram lebih ringan daripada bayi dari ibu yang asupan acrylamide-nya rendah. "Pengaruh acrylamide itu sebanding dengan pengaruh buruk rokok pada berat badan lahir bayi," papar Profesor John Wright dari Bradford Institure for Health Research yang menjadi partner dalam penelitian ini.
Berat badan lahir yang rendah selama ini juga kerap dihubungkan dengan sejumlah pengaruh kesehatan yang buruk pada awal masa kanak-kanak, seperti tubuh yang lebih pendek, meningkatnya insiden penyakit jantung, diabets, dan osteoporosis.
Penemuan ini didapatkan setelah peneliti menguji pola diet lebih dari 1.000 perempuan hamil di Denmark, Inggris, Yunani, Norwegia, dan Spanyol, antara 2006 dan 2010. Studi yang digelar di 20 pusat penelitian di penjuru Eropa tersebut juga menganalisa 14.000 anak yang lahir di kota Yorkshire, melalui program yang disebut "Born in Bradford".
"Bayi-bayi tersebut memiliki tingkat acrylamide tertinggi, hampir dua kali lipat level bayi di Denmark," ujar peneliti CREAL, Dr Marie Pedersen. "Ketika kami menginvestigasinya pola diet mereka, terlihat bahwa sumber acrylamide terbesar yang mereka asup berasal dari keripik."
Acrylamide adalah senyawa kimia yang bisa terbentuk dalam makanan bertepung melalui proses memasak dengan suhu tinggi (seperti dipanggang atau digoreng). Banyak makanan rumahan dan makanan olahan yang mengandung senyawa ini, antara lain keripik pedas, keripik kentang, biskuit manis, dan sereal yang diolah seperti biskuit gandum.
Senyawa ini bisa menyebabkan kanker pada binatang, dan belum ada bukti memberi pengaruh pada manusia. Meski begitu, efeknya yang merugikan pada kesehatan bayi baru lahir menyebabkan tim peneliti menyarankan ibu hamil untuk tidak terlalu sering ngemil keripik dan makanan lain yang tinggi acrylamide. Produsen makanan pun didorong untuk mengurangi kadar acrylamide pada produk-produk mereka.
Sumber: Mother and Baby
Editor :Dini
Penulis : Felicitas Harmandini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar